JENIS-JENIS WACANA
A. Pengertian
wacana
Wacana
adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar/ tertinggi diatas kalimat
atau klausa dengan koherensi dan kohesi
yang berkesinambungan , yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan
secara lisan atau tertulis. ( Tarigan, 2009 : 19 ).
·
Menurut Alwi, dkk (2003:42) Wacana
adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di
antara kalimat-kalimat itu.
·
Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma,
1994:5)Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas
kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata.
·
Syamsuddin (1992:5) menjelaskan
pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang
mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis,
dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur segmental maupun
nonsegmental bahasa.
Wacana
merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian
kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa
komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi
antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana
terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu
yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan
secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Istilah wacana berasal
dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan.
Jadi dari beberapa pendapat ahli di
atas kami memberikan kesimpulan
disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap yang dipaparkan
secara teratur kohesi dan koherensi dan membentuk suatu makna yang logis.
B. Jenis-jenis
wacana
Jenis
wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai bentuk , tergantung dari sudut
pandang kita antara lain :
Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana dapat
dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan
narasi.
v Jenis
wacana berdasarkan tujuan pemaparannya
a.
Wacana Narasi
Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana
yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan
urutan kejadiannya. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian,
tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat,
dan suasana.
Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk
mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah
disaksikan, dialami dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat
bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara
lain biografi ,autobiografi,pengalaman sedangkan yang berupa fiksi
diantaranya cerpen dan novel.
·
Ciri-ciri narasi :
1. Berupa
cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2. Kejadian
atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi,
dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. atau berupa rekaan
3.
Berdasarkan konfliks, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki
nilai estetika.
5.
Menekankan susunan secara kronologis.
·
Tujuan menulis karangan narasi
yaitu:
1. Hendak
memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
2.
Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
3.
memberikan hiburan kepada pembaca.
b.
Wacana
Deskripsi
Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan
sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang
dideskripsikan,
penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Oleh sebab
itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang
dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar
dan sebagainya,
melihat pemandangan pegunungan, rumah, gedung , dll.
ü
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi
dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut :
·
Deskripsi Imajinatif/Impresionis
Adalah
deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.
Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu ialah ragam pemaparan
yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa,
kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.
Hal
ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.
1. Deskripsi
faktual/ekspositoris
Ialah deskripsi yang menggambarkan objek
berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang
merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.atau juda biasanya
diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan
kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam
pemaparan atau penggambaran secara logis.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Contoh:
Bila kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas
(kepala) ke bawah (kaki)
·
Ciri-ciri karangan deskripsi
1. Karangan ini berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan hal tersebut.
2. Menggambarkan atau melukiskan
sesuatu.
3. Penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
4. Membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c.
Wacana Argumentasi
Kata
argumentasi berarti alasan. Wacana Argumentasi yaitu paragraph yang
mengemukakan berbagai alasan , contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta
meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagsan, sikap dan
keyakinan penulis. Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat
tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan
pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang
baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentative. Karangan
argumentasi juga dpat berisi tanggapan atas sanggahan terhadap suatu pendapat
dengan memeparkan alasan-alasan yang logis. Tujuan wacana argumentasi
yaitu berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
·
Ciri-Ciri wacana argumentasi
a)
Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran
itu diakui pembaca
b)
Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, atau gambar. (Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung)
c)
Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca
d) Dalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektifitas
e) Dalam
menyusun argumentasi, penulis menerapkan kerangka berfikir rasional, kritis dan
logis
f)
Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapat menggunakan macam-macam pola
pembuktian.
Data dan fakta yang digunakan
untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui
wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.
Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan. Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis dsb. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan
d. Wacana Persuasi
Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau
ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh
penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta
sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan
emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
·
Ciri-ciri wacana persuasif seharusnya :
1.
Berupa ajakan atau mempengaruhi pembaca
2.
Berisi imbauan
3.
Menarik pembaca atau pendengar
·
Syarat-syarat
membuat wacana Persuasi agar pembaca
atau pendengar tertarik :
a) Menggunakan Bahasa
Emotif
Bahasa emotif disini
bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah, tetapi bahasa yang
bisa membuat seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk
melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap
sesuatu untuk bisa mengalami dan terlibat didalamnya.
Contoh
: Bintang buana filter, Maju tak Gentar.
b) Menggunakan
Struktur Kalimat yang Unik
Stuktur
kalimat yang unik maksudnya adalah struktur kalimat yang cenderung membuat para
pembaca menikmati dan mudah mengerti serta terkesan ketika membaca wacana
tersebut.
Contoh
: Diplomat, Arti Sebuah Kesuksesan
c) Pilihan Kata yang
Khusus
Kata-kata yang
digunakan adalah kata-kata umum yang mudah dipahami oleh pembacanya tidak
berbelit-belit. (kohesi dan koherensi )
Contoh
: Nikki, memang tangguh
d) Ajakan yang Efektif
Ajakan yang efektif
adalah ajakan yang tidak bertele-tele dan tidak tersembunyi secara makna,
tetapi bisa membuat seseorang tersentuh dan bergerak serta mendapat dorongan
untuk melakukan sesuatu.
Contoh :
Rindang, Pilihan Kita Semua.
e) Harus
menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kepercayaan untuk
pembaca tercapai.
f) Harus
ada fakta dan data
Wacana persuasif
dapat berupa :
1. Bentuk
pidato , misalnya
Propaganda
kelompok / golongan, kampanye, penjual jamu ,dll.
2. Bentuk tulisan brupa Iklan dalam media massa, selebaran, dll.
3. Berupa elektronik
misalkan televisi, radio, internet, dll.
e. Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi adalah karangan yang
memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan
tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel
ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.Tahapan
menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan
tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun
kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan
kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang
ada dan urutan klimaks dan antiklimaks
Jenis wacana berdasarkan media
penyampaiannya.
a.
Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan
tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan
dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran,
buku, makalah , dll.
b.
Wacana lisan
Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media
komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog
lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan memiliki ciri adanya
penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai
giliran bicara.
Wacana lisan ini sangat produktif dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga
dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman
–rekaman dalam kaset turut melestarikan wacana lisan.
v
Jenis wacana berdasarkan langsung atau tidaknya
pengungkapkan dibagi menjadi :
a. Wacana
langsung atau direct dicourse
Kutipan wacana
yang sebenarnya dibtasi oleh intonasi atau pungtuasi.
b. Wacana
tidak langsung atau indirect discourse.
Pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yng dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan kontruksi gramatikal
atau kata tertentu , antar alain dnegan klausa subordinatif , seperti kata :
bahwa , dsb. Jenis wacana berdasaran cara menuturnya , diklasifikasikan
atas:
a. Wacana
pembeberan atau eksplository discourse
Wacana yang tidak mementingkan waktu dan
penutur , berorientasi pada waktu pembicaraan , dan bagian lainnya diikat
secara logis wacana penuturan (Narattive discourse)
wacana
yang mementingkan urutan waktu , dituturkan oleh pesona pertama atau ketiga
dalam waktu tertentu , berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat
oleh kronologi
Jenis
wacana berdasarkan acuannya atau sifatnya
dibagi atas:
Ø
Wacana Fiksi.
Bentuk
dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanya, tampilan bahasanya
mengandung keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi bersifat
kenyataan, tetapi gaya penyampaiannya indah.
Wacana
fiksi bedarsarkan bentuknya terdiri dari tiga jenis yaitu :
- Wacana Prosa, Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan. Contoh : novel, cerpen, hikayat, roman, hikayat, cerita rakyat dll
- Wacana Puisi. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorentasi pada keindahan
- Wacana Drama. Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentuk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.
Contoh
: A : Aku sama sekali tidak membutuhkanmu , jadi silakan kamu pergi !
B: Aku tidak akan pergi sebelum
kamu mau memaafkanku.
Ø
Wacana Nonfiksi.
Wacana
nonfiksi adalah suatu wacana dari hasil olah pikir manusia yang melibatkan data
dan informasi nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaiadah penulisan yang baku.
Contoh wacana nonfiksi : opini, essay, artikel dan laporan penelitian,skripsi,
dll.
v Jenis
wacana berdasarkan jumlah penutur.
a.Wacana
monolog
Adalah
jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Umumnya wacana monolog tidak
menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar.
Contoh: pidato, ceramah, presenter, dll.
b.Wacana
Dialog
Adalah
wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih, wacana ini bisa berbentuk
tulisan atau lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana
drama ( misal : skenario ketoprak, naskah drama ,dll).
v Jenis
Wacana Berdasarkan Eksistensi Wacana
Djajasudarma (2006) membedakan wacana
berdasarkan eksistensinya. Dalam hal ini Djajasudarma memandang bahwa wacana
merupakan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan. Sehingga Djajasudarma
menggolongkan eksistensi wacana menjadi wacana verbal dan nonverbal.
a.
Wacana verbal
Dapat diidentikkan dengan
kelengkapan struktur bahasa. Struktur bahasa yang dimaksud adalah bagaimana
menggunakan fonem, morfem, frasa, dan kalimat dalam berbahasa, baik menyangkut
bahasa tertulis maupun secara lisan. Jadi struktur kebahasaan yang disampaikan
secara verbal dan memenuhi kriteria sebagai wacana, memiliki awal dan akhir
yang jelas, dapat dianggap sebagai wacana verbal.
b.Wacana
nonverbal
Adalah wacana yang terdiri
dari unsur-unsur nonkebahasaan. Unsur-unsur nonkebahasaan ini sering juga
disebut bahasa tubuh (body language). Wacana jenis ini disebut bahasa
tubuh karena penutur berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan memainkan
anggota tubuh. Wacana nonverbal juga dapat berupa simbol-simbol umum yang telah
menjadi kesepakatan masyarakat yang menjadi pendukung wacana tersebut.
Simbol-simbol tersebut seperti tanda-tanda rambu lalu lintas atau bunyi-bunyi
yang dihasilkan melalui kentongan.
Suatu fenomena
yang sangat umum terjadi dalam suatu wacana adalah kombinasi antara wacana
verbal dan nonverbal. Bila kita cermati wacana-wacana dalam bentuk khotbah,
sastra lisan, pantun, drama, puisi dan lainnya, penyampaiannya adalah dalam
bentuk kombinasi antara wacana verbal dan nonverbal. Ketika seorang berbicara,
anggota tubuhnya seperti tangan, mata, dan kepala senantiasi bergerak mengikuti
nada suara, dan situasi psikologinya. Semakin memuncak emosi seseorang, semakin
cepat pula gerakan anggota tubuhnya.
Barangkali ada yang butuh referensi lain bisa kunjungi web saya
BalasHapusTweet Ilmu - Analisis Wacana