Kamis, 11 Juni 2015

JENIS-JENIS WACANA

JENIS-JENIS WACANA

A.    Pengertian wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar/ tertinggi diatas kalimat atau klausa  dengan koherensi dan kohesi yang berkesinambungan , yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. ( Tarigan, 2009 : 19 ).
·      Menurut Alwi, dkk (2003:42) Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.
·      Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5)Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat  atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata.
·      Syamsuddin (1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan.
Jadi dari beberapa pendapat ahli di atas kami memberikan kesimpulan  disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap yang dipaparkan secara teratur kohesi dan koherensi dan membentuk suatu makna yang logis.
B.     Jenis-jenis wacana
Jenis wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai bentuk , tergantung dari sudut pandang kita antara lain :
Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi.

v  Jenis wacana berdasarkan tujuan pemaparannya
a.      Wacana Narasi
Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan, dialami dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi ,autobiografi,pengalaman sedangkan yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel.
·         Ciri-ciri narasi  :
1.      Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2.      Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. atau berupa rekaan
3.      Berdasarkan konfliks, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
4.      Memiliki nilai estetika.
5.      Menekankan susunan secara kronologis.
·         Tujuan menulis karangan narasi  yaitu:
1.      Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
2.      Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
3.       memberikan hiburan kepada pembaca.

b.      Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya, melihat pemandangan pegunungan, rumah, gedung , dll.
ü  Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut : 
·         Deskripsi Imajinatif/Impresionis        
Adalah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu  ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.
Hal ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.
1.      Deskripsi faktual/ekspositoris
 Ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.atau juda biasanya diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Contoh: Bila kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke bawah (kaki)
·         Ciri-ciri karangan deskripsi
1. Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
2. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
3. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
4. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c.       Wacana Argumentasi
Kata argumentasi berarti alasan. Wacana Argumentasi yaitu paragraph yang mengemukakan berbagai alasan , contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagsan, sikap dan keyakinan penulis. Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentative.  Karangan argumentasi juga dpat berisi tanggapan atas sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memeparkan alasan-alasan yang logis.  Tujuan wacana argumentasi yaitu berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

·         Ciri-Ciri wacana argumentasi
a)      Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui pembaca
b)      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, atau gambar.  (Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung)
c)      Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca
d)      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektifitas
e)      Dalam menyusun argumentasi, penulis menerapkan kerangka berfikir rasional, kritis dan logis
f)       Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapat menggunakan macam-macam pola pembuktian.                       
               Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan. Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis dsb. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan
d. Wacana Persuasi
Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
·         Ciri-ciri  wacana persuasif seharusnya :
1.      Berupa ajakan atau mempengaruhi pembaca
2.      Berisi imbauan
3.      Menarik pembaca atau pendengar
·         Syarat-syarat membuat  wacana Persuasi agar pembaca atau pendengar tertarik :
a) Menggunakan Bahasa Emotif
Bahasa emotif disini bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah, tetapi bahasa yang bisa membuat seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa mengalami dan terlibat didalamnya.
Contoh : Bintang buana filter, Maju tak Gentar.
b) Menggunakan Struktur Kalimat yang Unik
Stuktur kalimat yang unik maksudnya adalah struktur kalimat yang cenderung membuat para pembaca menikmati dan mudah mengerti serta terkesan ketika membaca wacana tersebut.
Contoh : Diplomat, Arti Sebuah Kesuksesan
c) Pilihan Kata yang Khusus
Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang mudah dipahami oleh pembacanya tidak berbelit-belit. (kohesi dan koherensi )
Contoh : Nikki, memang tangguh
d) Ajakan yang Efektif
Ajakan yang efektif adalah ajakan yang tidak bertele-tele dan tidak tersembunyi secara makna, tetapi bisa membuat seseorang tersentuh dan bergerak serta mendapat dorongan untuk melakukan sesuatu.
Contoh : Rindang, Pilihan Kita Semua.
e)      Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kepercayaan untuk pembaca tercapai.
f)       Harus ada fakta dan data

Wacana persuasif dapat berupa  :
 1.      Bentuk  pidato , misalnya Propaganda kelompok / golongan, kampanye, penjual jamu ,dll.
2.     Bentuk tulisan brupa  Iklan dalam media massa, selebaran, dll.
3.      Berupa elektronik misalkan televisi, radio, internet, dll.
e. Wacana Eksposisi
         Wacana eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks
         Jenis wacana berdasarkan media penyampaiannya.
a.        Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran, buku, makalah , dll.
b.        Wacana lisan
Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Wacana lisan ini sangat produktif dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman –rekaman dalam kaset turut melestarikan wacana lisan.
v  Jenis wacana berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapkan dibagi menjadi :
a.      Wacana langsung atau direct dicourse
Kutipan wacana  yang sebenarnya dibtasi oleh intonasi atau pungtuasi.
b.      Wacana tidak langsung atau indirect discourse.
Pengungkapan kembali wacana  tanpa mengutip harfiah kata-kata  yng dipakai oleh pembicara  dengan mempergunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu , antar alain dnegan klausa subordinatif , seperti kata : bahwa , dsb. Jenis wacana berdasaran cara menuturnya , diklasifikasikan atas:
a.      Wacana pembeberan atau eksplository discourse
Wacana yang tidak mementingkan waktu dan penutur , berorientasi pada waktu pembicaraan , dan bagian lainnya diikat secara logis wacana penuturan (Narattive discourse)
wacana yang mementingkan urutan waktu , dituturkan oleh pesona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu , berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi

Jenis wacana berdasarkan acuannya atau sifatnya  dibagi atas:
Ø  Wacana Fiksi.
Bentuk dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanya, tampilan bahasanya mengandung keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi bersifat kenyataan, tetapi gaya penyampaiannya indah.
Wacana fiksi bedarsarkan bentuknya terdiri dari tiga jenis yaitu :
  • Wacana Prosa, Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan. Contoh : novel, cerpen, hikayat, roman, hikayat, cerita rakyat dll
  • Wacana Puisi. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorentasi pada keindahan
  • Wacana Drama. Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentuk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.
Contoh : A : Aku sama sekali tidak membutuhkanmu , jadi silakan kamu pergi !
                B:  Aku tidak akan pergi sebelum kamu mau memaafkanku.
Ø  Wacana Nonfiksi.
Wacana nonfiksi adalah suatu wacana dari hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan informasi nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaiadah penulisan yang baku. Contoh wacana nonfiksi : opini, essay, artikel dan laporan penelitian,skripsi, dll.
v  Jenis wacana berdasarkan jumlah penutur
a.Wacana monolog
Adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Umumnya wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar. Contoh: pidato, ceramah, presenter, dll.
b.Wacana Dialog
Adalah wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih, wacana ini bisa berbentuk tulisan atau lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama ( misal : skenario ketoprak, naskah drama ,dll).
v  Jenis Wacana Berdasarkan Eksistensi Wacana
Djajasudarma (2006) membedakan wacana berdasarkan eksistensinya. Dalam hal ini Djajasudarma memandang bahwa wacana merupakan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan. Sehingga Djajasudarma menggolongkan eksistensi wacana menjadi wacana verbal dan nonverbal.
a.      Wacana verbal
Dapat diidentikkan dengan kelengkapan struktur bahasa. Struktur bahasa yang dimaksud adalah bagaimana menggunakan fonem, morfem, frasa, dan kalimat dalam berbahasa, baik menyangkut bahasa tertulis maupun secara lisan. Jadi struktur kebahasaan yang disampaikan secara verbal dan memenuhi kriteria sebagai wacana, memiliki awal dan akhir yang jelas, dapat dianggap sebagai wacana verbal.
b.Wacana nonverbal
Adalah wacana yang terdiri dari unsur-unsur nonkebahasaan. Unsur-unsur nonkebahasaan ini sering juga disebut bahasa tubuh (body language). Wacana jenis ini disebut bahasa tubuh karena penutur berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan memainkan anggota tubuh. Wacana nonverbal juga dapat berupa simbol-simbol umum yang telah menjadi kesepakatan masyarakat yang menjadi pendukung wacana tersebut. Simbol-simbol tersebut seperti tanda-tanda rambu lalu lintas atau bunyi-bunyi yang dihasilkan melalui kentongan.
Suatu fenomena yang sangat umum terjadi dalam suatu wacana adalah kombinasi antara wacana verbal dan nonverbal. Bila kita cermati wacana-wacana dalam bentuk khotbah, sastra lisan, pantun, drama, puisi dan lainnya, penyampaiannya adalah dalam bentuk kombinasi antara wacana verbal dan nonverbal. Ketika seorang berbicara, anggota tubuhnya seperti tangan, mata, dan kepala senantiasi bergerak mengikuti nada suara, dan situasi psikologinya. Semakin memuncak emosi seseorang, semakin cepat pula gerakan anggota tubuhnya.  



1 komentar: